Kemarin saya, papa dan mama pergi ke Singapura untuk medical
check-up papa yang harusnya dilakukan bulan Januari lalu. Karena bulan Januari
mereka ke Jepang, jadi jadwal medchecknya direschedule di bulan ini. Kebetulan
juga saya sedang tidak bekerja, jadinya saya yang ikut mengantar mereka kesana.
Kami pergi tanggal 12 Februari dan kembali tanggal 14 Februari. 3 hari 2 malam.
Pada postingan kali ini, saya akan menceritakan apa yang kami lakukan selama di
Singapura.
|
Singapore MRT Map, wajib di save di Gallery HP biar bisa diliat setiap saat.
Sumber foto : Google |
Day 1
Kami terbang ke Singapura dengan Singapore Airlines. Karena
ada promo dari Dwidaya Tour dan tidak mahal (1,9 juta per orang PP), maka kami
pilih maskapai ini. Terbangnya Minggu 12 Februari jam 8.30 dan sampai di
Singapura jam 11.00 waktu setempat. Singapore Airlines adalah Full Service Carrier,
jadi kita dapat in-flight meal dan bagasi. Untuk bagasi tidak kami gunakan
karena barang bawaannya gak banyak, bisa dimasukkan ke kabin pesawat.
Penerbangan ini menggunakan pesawat Boeing tipe 777-300.
Pesawatnya besar dengan formasi tempat duduk 3-3-3. Kami pilih window seat
dengan nomor kursi 48. Gak terlalu di belakang ya. Leg room-nya sendiri cukup
lega meskipun kelas ekonomi. Beda dengan maskapai LCC seperti JetStar yang
menurut saya agak sempit.
|
Legroom yang cukup lega |
|
Breakfast di pesawat |
Setelah sampai di Changi dan melewati counter imigrasi, kami
naik MRT menuju V Hotel Lavender yang lokasinya ada di Lavender (kalau di peta
MRT, Lavender ini ada di Jalur East West Line warna Hijau). Kami booking
hotelnya lewat Traveloka, total kena 2,9 juta untuk kamar tipe Triple (2
malam). Lumayan murah kan. Karena kami sudah tiba di Hotel jam 12.30, akhirnya
coba ngomong ke petugasnya buat early check-in dan dikabulkan. Kita langsung
masuk kamar di lantai 7 yang ternyata cukup sempit dan minimalis. Kamar yang
kami pesan gak termasuk breakfast ya, karena di sekitar hotelnya ada banyak
tempat jualan makanan yang bisa jadi alternatif buat sarapan.
|
Changi airport Singapore, spot ini sering ramai oleh orang-orang yang mau foto |
Selesai beres-beres, kami turun ke bawah buat makan siang di
foodcourt dekat hotel. Saya suka makan yang namanya Old Chang Kee, skewers khas
Singapura dan ada curry puff juga disana. Harganya gak mahal dan ada
sertifikasi halal juga. Harga makanan di foodcourtnya juga affordable. Hotel
ini memang direkomendasiin karena selain banyak tempat makan di dekatnya,
posisinya cukup strategis karena hanya pindah satu stasiun menuju Bugis dan
beberapa stasiun menuju Orchard/Somerset. Staff-nya mahir berbahasa Indonesia
pula.
|
Makanan berkuah macam bakso gini umum banget dijumpai di singapore |
|
Old Chang Kee - ini sejenis nuget |
|
Kalau ini sosis yang dalamnya ada cheese |
After lunch, kami langsung meluncur ke Marina Bay Sands,
tentunya naik MRT. Untuk ke Marina Bay Sands, kita harus transit ke Downtown
Line (Biru) di Bugis dan naik MRT ke arah Chinatown. Supaya tepat sampai di
Mall MBS, turunnya di Stasiun Bayfront. Kita kesini untuk masuk ke dalam
Casino-nya. Cukup tunjukkan paspor, kita udah bisa masuk ke dalam tanpa harus
membayar sepeserpun. Meski begitu, ada beberapa peraturan yang harus dipenuhi
seperti :
1. Usia minimal 21 tahun.
2. Tidak membawa makanan atau minuman ke dalam casino. No taking picture/video inside the casino.
3. Koper/Tas ukuran besar harus dititipkan di counter
penitipan. Kalau di koper/tas-nya ada makanan/minuman, mereka gak mau terima.
Kopernya nanti akan diminta untuk dibuka dan diperiksa sebelum mereka ambil
dari kita.
Kalau di Casino lain, peraturannya cukup ketat seperti gak
boleh pakai sendal dan harus pakai baju berkerah. Di Casino MBS, masuk pakai
sendal atau bahkan pakai celana pendek masih boleh. Di dalam sini kita ngapain
aja? Karena saya gak punya dan gak bawa dollar, jadi cuma liatin papa main slot
machine. Saya juga sempat registrasi untuk dapetin Sands Rewards Club
(Premier), gratis dan hanya butuh paspor untuk pendaftaran. Gunanya buat apa?
Jadi pas main slot machine, kita bisa masukkin kartu ini ke slot machine-nya
dan nanti akan terakumulasi poin/dollar yang bisa digunakan untuk bayar makanan
di beberapa restoran di MBS. Intinya sih sebaiknya bikin aja kartu ini kalau
sering-sering main ke casino MBS, karena potongan di merchant-merchant yang
berafiliasi (gak hanya restoran) cukup besar.
Malamnya kami makan di Fatt Choi Express (restoran steamboat)
yang beroperasi 24 jam di dalam casino. Dari $25 yang harus dibayar, kami cukup
bayar $8 karena sebelumnya kami sudah kasih kartu Sands Rewards Club (Permier)
yang ternyata sudah terakumulasi saldo sebesar $17 (setelah dipakai buat main).
Lumayan banget kan. Oh iya, di dalam casino ini ada drinking station yang mana
kita bisa minum sepuas-puasnya disana. Ada mineral water, coke, teh tarik,
mocca, white coffee, milo, lemon tea, apple juice, orange juice dan lain
sebagainya. Untuk urusan minum, disini stoknya tidak terbatas.
|
Our steamboat, bisa untuk makan berdua biar hemat |
Day 2
|
Heart Center NUH Singapore |
Pagi-pagi buta sekitar jam 6.30 kami sudah berangkat dari hotel menuju
Rumah Sakit National University Hospital (NUH) di Kent Ridge. Kita sampai di
Rumah Sakit jam 7.10 dan belum buka RS-nya (baru buka jam 8.00). Kami nunggu di
depan Heart Centre-nya, ada taman di depannya dan ada beberapa orang juga yang
duduk-duduk disana. Setelah pintu dibuka, kami langsung registrasi dan nunggu
antrian untuk fasting blood test. Cukup lama prosesnya, karena setelah blood
test kita harus nunggu selama 2 jam baru hasilnya bisa didapat.
Selama menunggu itu, pasien (papa saya) yang sebelumnya harus puasa, udah
bisa makan dan kita sarapan di foodcourt rumah sakit. Foodcourt di rumah sakit
ini menyajikan banyak jenis makanan, ada nasi padang juga disana. Harga
makanannya terjangkau banget, sekitar $4-5 per porsi makan berat dan $1.6 untuk
roti.
Setelah sarapan, kita balik lagi ke tempat tunggu buat nunggu giliran
consultation sama dokter. Selesai semuanya sekitar jam 12.30. Oh ya, karena
kita bukan WN Singapura, untuk obat-obat yang dibeli di NUH bisa kita dapatkan
kembali GST-nya di Patient Liaison Centre (iPLC). Yang kita dapat di iPLC bukan
dalam bentuk uang ya, tapi struk GST Refund yang nanti ditukarkan dengan uang
dollar di bandara. Karena papa saya ambil obat cukup banyak, GST-nya lumayan
besar, sayang kalau tidak diambil. GST Refund ini hanya berlaku untuk obat,
tidak untuk servis/konsultasi dengan dokter.
Selesai dari rumah sakit, kita naik MRT lagi ke Chinatown. Disini kita
makan siang, beli camilan dan obat-obatan di salah satu toko obat disini. Toko
obat ini udah jadi langganan mama dari dulu, saya ingat pernah kesini puluhan
tahun lalu. Kakek-kakek yang jaga masih ada, cara ngomongnya pun masih sama
seperti dulu, sangat persuasif. Meskipun tokonya agak tradisional (ngitungnya
masih pakai kalkulator dan ngasih potongan harga seenaknya aja), kami coba
minta struk buat GST Refund-nya. Ternyata bisa dibuatkan. Sayang kalau tidak,
karena mama beli obat cukup banyak buat stock di rumah. Soal obat-obatannya,
disini obat yang dijual cukup lengkap dan kata owner-nya lagi, mereka hanya
jual barang asli dengan kualitas terbaik. Boleh percaya boleh tidak, tapi
mungkin bisa dijadikan referensi buat teman-teman yang mau cari Obat Cina di
Singapura. Nama toko obatnya Heng Say Tong Medical Hall, di People’s Park
Centre.
|
Jalan di Chinatown, hari itu cuaca cerah, kalau kemarin hujan terus |
|
Year of Rooster 2017 |
|
Eskrim 1 dollar yang harganya $1,2 sekarang |
|
Ini sosis isi keju lagi. Suka banget makan ginian. |
|
Tempat makan siang kami, kedai Bakut Teh di People's Park Centre. Ramai banget oleh pengunjung yang lagi makan siang |
|
Bakut-nya besar-besar. |
|
Heng Say Tong Medical Hall |
|
Mereka gak jual obat tradisional aja, ada kue-kue, keripik, abalone kaleng dsb |
Habis belanja, sorenya kita balik lagi ke Casino Marina Bay Sands. Papa
Mama main slot machine lagi. Sebelum kesini, obat-obatan yang kami beli udah
dititipin dulu di hotel karena di casino mereka ga mau terima titipan makanan
termasuk obat. Kita berada di MBS sampai jam 10 malam. Baik di weekends maupun
weekdays, casino MBS selalu ramai oleh pengunjung. Bedanya mungkin kalau di
weekdays ada banyak orang yang masih pakai pakaian kerja.
Day 3
Hari terakhir dari trip singkat ini. Kita bangun agak siang sekitar jam 8
pagi, lalu siap-siap untuk check-out dan titipin koper di concierge. Flight
kita jam 5.20 sore dan masih ada waktu senggang banyak banget. Akhirnya kita
putusin buat ke Bugis naik MRT. Nah di Bugis ini kita rencananya mau sembahyang
di Kelenteng di sana.
Pas kita sampai, suasana disini masih sepi banget, toko-toko aja belum
banyak yang buka. Kita muter-muter sambil baca-baca ramalan shio di tahun 2017
ini. Nuansa chinese new year masih berasa banget, banyak lampion yang dipasang
di sepanjang jalan. Akhirnya kita nemuin Kelenteng-nya dan sembahyang sebentar.
Kalau keletengnya sih udah ramai banget oleh pengunjung.
|
Kelenteng Kwan Im di Bugis |
Selain kelenteng, disini banyak tempat ramal nasib. Jujur saja saya gak
percaya begituan, tapi papa mama saya coba baca nasib mereka dan keluarga kita
disana. Pas mereka balik ke saya dan cerita apa yang dikatakan peramal,
ternyata tebakan peramal tentang masa
lalu kita banyak yang sesuai. Bukannya kagum saya malah jadi ngeri, kok mereka
bisa tahu ya soal masa lalu kita. Setelah itu papa mama dikasih tau apa yang
terjadi beberapa tahun ke depan. Untuk bagian ini, rasanya jadi tambah sulit
buat percaya.
|
Patung dewa yang biasanya dipegang-pegang supaya permohonan kita dikabulkan |
Di Bugis kita lanjut sarapan pagi, beli beberapa kue dan bakchang juga
disana. Bakchangnya di bawa pulang ke Jakarta dan orang rumah bilang rasanya
biasa aja. Di sini kita juga beli beberapa cokelat dan kacang-kacangan buat
oleh-oleh orang rumah.
|
Fried Carrot Cake - yang di Bugis ini sepertinya terkenal karena antriannya panjang. Makanan ini pakainya white carrot dan ada dua macam penyajian, black (manis) dan white (asin). Karena saya suka manis, makanya pesan yang black. Rasanya enak meskipun digorengnya cuma pakai telur. Harganya $2,5/piring. Harus dicoba. |
|
Bakchang Nonya yang kami beli beberapa untuk dibawa pulang. Rasanya ternyata biasa aja |
Jam 11.00 kita putusin buat balik ke hotel buat beres-beres dan ambil koper.
Karena bingung mau kemana lagi, jam 12 kita uda jalan ke bandara dan sampai di
sana sekitar jam 1 siang. Disini kita urus GST Refund dulu (buat dapat struk) di
mesin eTRS (electronic Tourist Refund Scheme) dan kemudian check-in buat dapat
boarding pass. GST-nya belum dibayar disini, kita dapat uangnya setelah lewat
counter imigrasi.
Habis lewat counter imigrasi, kita ambil uang dollar dari counter GST dan
nunggu lagi di foodcourt di Changi sambil makan siang. Saya sempatin juga beli
Garrett Popcorn disini, letaknya ada di Terminal 2 Changi Airport. Popcornnya
ada beberapa rasa, yang saya pilih Chicago Mix seharga $7.5. Popcornnya renyah
dan rasanya kuat, sangat recommended buat oleh-oleh. Harganya juga gak mahal.
|
Counter Garrett Popcorn di Changi Terminal 2 |
Karena kita boarding dari gate F31, saya dan keluarga sudah standby di
daerah sana sambil makan di Killiney Kopitiam. Ternyata boarding gatenya
diganti ke E28 dan saya baru sadar pas liat pengumuman di pintu gate F31 jam
4.20. Padahal pesawat terbang jam 5.20. Kita jadi buru-buru ke E28 dan itu
jaraknya jauh banget. Pas kita sampai dan duduk bentar di boarding room, udah
dipanggil aja disuruh masuk pesawat. Kali ini kita dapat kursi nomor 55, hampir
paling belakang. Flight pulangnya penuh turbulence, mungkin karena kita duduk
di ekor pesawat ya makanya turbulence jadi semakin terasa. Pulangnya kita naik
Boeing tipe 777-200, pesawat yang ukurannya sedikit lebih kecil dari pesawat
pas pergi kesini.
|
Nyemil Butter Kaya sebelum boarding |
|
Meal isi rendang ayam |
Sampai Jakarta jam 6 malam dan disini lagi hujan deras. Besoknya tanggal 15 Februari langsung nyoblos buat Pilkada. Untung masih sempat wkwkwk.