Jumat, 24 Februari 2017

Food Review : FLIP BURGER

Buat yang suka burger, boleh dicobain nih Flip Burger yang awalnya buka di daerah Senopati sekitar bulan Agustus 2016 lalu. Kebetulan sore itu saya lagi laper, jadinya saya browsing restoran yang ada logo FREE DELIVERY dari GO-FOOD, berharap menemukan restoran yang makanannya cocok di lidah dan harganya pas, tanpa perlu membayar ongkir lagi wkwkwk.

Untungnya, Flip Burger ini masuk ke jajaran restoran yang ada promo Free Delivery-nya. Tanpa menunggu lagi, saya langsung pesen lewat aplikasi. Outlet yang melayani saya waktu itu ada di Jalan Panjang, Jakarta Barat. Lebih dekat ke rumah memang. Setelah memilih makanan yang mau dipesan dan dihitung total biayanya oleh aplikasi, order saya langsung diterima driver dan dikonfirmasi balik melalui telepon. Ingat, supaya dapat promo Free Delivery, bayarnya harus pakai GO-PAY. Setengah GO-PAY dan setengah CASH juga masih bisa diterima.

Selang 45 menit kemudian, pesanan saya sudah sampai di depan pintu rumah. Menu yang saya pesan hanya dua, Fish Burger dan Chicken Finger.

Fish Burger, burger berisi sepotong fillet ikan yang digoreng tepung, saus tartar dan selembar keju. Bun (roti) dari burger ini lembut meskipun udah gak hangat lagi. Potongan ikannya sendiri lumayan tebal tapi baik ukuran ikan maupun bun-nya gak besar. Kejunya gak melted alias masih lembaran utuh, sementara saus tartarnya enak. Saya rasa saus tartar ini yang bikin keseluruhan Fish Burger ini jadi enak. Harganya Rp 41.000 (sudah termasuk pajak). Untuk harga menurut saya average, gak murah dan gak mahal juga.
Score : 7/10



Chicken Finger, potongan daging ayam (tanpa tulang) yang digoreng tepung. Bisa dibilang ini mirip banget dengan karaage-nya Yoshinoya, ayam gorengnya yang masih ada kulit gitu. Satu porsi berisi 5 potong ayam dengan ukuran sedang. Rasanya enak. Lebih enak dibandingkan punya Yoshinoya atau Shaburi sekalipun (menurut saya punya Shaburi agak hambar, sementara karaage Yoshinoya terlalu lembek dan berminyak). Harganya murah, hanya Rp 22.000 (termasuk pajak). Worth it.
Score : 7.5/10




Selesai makan, saya baru sadar saat liat aplikasi, kalau drivernya salah masukin harga. Yang seharusnya cuma Rp 63.000, dia nulisnya Rp 630.000. Saldo GO-PAY saya langsung habis seketika. Untungnya sih pas saya kasih tau drivernya, dia langsung sadar dan minta maaf, lalu bikin laporan salah input harga ke GOJEK. Gak sampai 24 jam kemudian, saldo GO-PAY saya udah balik lagi ☺. 
  

Selasa, 21 Februari 2017

Short Trip to Singapore : 3 Days 2 Nights

Kemarin saya, papa dan mama pergi ke Singapura untuk medical check-up papa yang harusnya dilakukan bulan Januari lalu. Karena bulan Januari mereka ke Jepang, jadi jadwal medchecknya direschedule di bulan ini. Kebetulan juga saya sedang tidak bekerja, jadinya saya yang ikut mengantar mereka kesana. Kami pergi tanggal 12 Februari dan kembali tanggal 14 Februari. 3 hari 2 malam. Pada postingan kali ini, saya akan menceritakan apa yang kami lakukan selama di Singapura.

Singapore MRT Map, wajib di save di Gallery HP biar bisa diliat setiap saat.
Sumber foto : Google 

Day 1

Kami terbang ke Singapura dengan Singapore Airlines. Karena ada promo dari Dwidaya Tour dan tidak mahal (1,9 juta per orang PP), maka kami pilih maskapai ini. Terbangnya Minggu 12 Februari jam 8.30 dan sampai di Singapura jam 11.00 waktu setempat. Singapore Airlines adalah Full Service Carrier, jadi kita dapat in-flight meal dan bagasi. Untuk bagasi tidak kami gunakan karena barang bawaannya gak banyak, bisa dimasukkan ke kabin pesawat.

Penerbangan ini menggunakan pesawat Boeing tipe 777-300. Pesawatnya besar dengan formasi tempat duduk 3-3-3. Kami pilih window seat dengan nomor kursi 48. Gak terlalu di belakang ya. Leg room-nya sendiri cukup lega meskipun kelas ekonomi. Beda dengan maskapai LCC seperti JetStar yang menurut saya agak sempit.

Legroom yang cukup lega

Breakfast di pesawat

Setelah sampai di Changi dan melewati counter imigrasi, kami naik MRT menuju V Hotel Lavender yang lokasinya ada di Lavender (kalau di peta MRT, Lavender ini ada di Jalur East West Line warna Hijau). Kami booking hotelnya lewat Traveloka, total kena 2,9 juta untuk kamar tipe Triple (2 malam). Lumayan murah kan. Karena kami sudah tiba di Hotel jam 12.30, akhirnya coba ngomong ke petugasnya buat early check-in dan dikabulkan. Kita langsung masuk kamar di lantai 7 yang ternyata cukup sempit dan minimalis. Kamar yang kami pesan gak termasuk breakfast ya, karena di sekitar hotelnya ada banyak tempat jualan makanan yang bisa jadi alternatif buat sarapan.

Changi airport Singapore, spot ini sering ramai oleh orang-orang yang mau foto

Selesai beres-beres, kami turun ke bawah buat makan siang di foodcourt dekat hotel. Saya suka makan yang namanya Old Chang Kee, skewers khas Singapura dan ada curry puff juga disana. Harganya gak mahal dan ada sertifikasi halal juga. Harga makanan di foodcourtnya juga affordable. Hotel ini memang direkomendasiin karena selain banyak tempat makan di dekatnya, posisinya cukup strategis karena hanya pindah satu stasiun menuju Bugis dan beberapa stasiun menuju Orchard/Somerset. Staff-nya mahir berbahasa Indonesia pula.

Makanan berkuah macam bakso gini umum banget dijumpai di singapore

Old Chang Kee - ini sejenis nuget

Kalau ini sosis yang dalamnya ada cheese

After lunch, kami langsung meluncur ke Marina Bay Sands, tentunya naik MRT. Untuk ke Marina Bay Sands, kita harus transit ke Downtown Line (Biru) di Bugis dan naik MRT ke arah Chinatown. Supaya tepat sampai di Mall MBS, turunnya di Stasiun Bayfront. Kita kesini untuk masuk ke dalam Casino-nya. Cukup tunjukkan paspor, kita udah bisa masuk ke dalam tanpa harus membayar sepeserpun. Meski begitu, ada beberapa peraturan yang harus dipenuhi seperti :

1. Usia minimal 21 tahun.
2. Tidak membawa makanan atau minuman ke dalam casino. No taking picture/video inside the casino.
3. Koper/Tas ukuran besar harus dititipkan di counter penitipan. Kalau di koper/tas-nya ada makanan/minuman, mereka gak mau terima. Kopernya nanti akan diminta untuk dibuka dan diperiksa sebelum mereka ambil dari kita.

Kalau di Casino lain, peraturannya cukup ketat seperti gak boleh pakai sendal dan harus pakai baju berkerah. Di Casino MBS, masuk pakai sendal atau bahkan pakai celana pendek masih boleh. Di dalam sini kita ngapain aja? Karena saya gak punya dan gak bawa dollar, jadi cuma liatin papa main slot machine. Saya juga sempat registrasi untuk dapetin Sands Rewards Club (Premier), gratis dan hanya butuh paspor untuk pendaftaran. Gunanya buat apa? Jadi pas main slot machine, kita bisa masukkin kartu ini ke slot machine-nya dan nanti akan terakumulasi poin/dollar yang bisa digunakan untuk bayar makanan di beberapa restoran di MBS. Intinya sih sebaiknya bikin aja kartu ini kalau sering-sering main ke casino MBS, karena potongan di merchant-merchant yang berafiliasi (gak hanya restoran) cukup besar.

Malamnya kami makan di Fatt Choi Express (restoran steamboat) yang beroperasi 24 jam di dalam casino. Dari $25 yang harus dibayar, kami cukup bayar $8 karena sebelumnya kami sudah kasih kartu Sands Rewards Club (Permier) yang ternyata sudah terakumulasi saldo sebesar $17 (setelah dipakai buat main). Lumayan banget kan. Oh iya, di dalam casino ini ada drinking station yang mana kita bisa minum sepuas-puasnya disana. Ada mineral water, coke, teh tarik, mocca, white coffee, milo, lemon tea, apple juice, orange juice dan lain sebagainya. Untuk urusan minum, disini stoknya tidak terbatas.

Our steamboat, bisa untuk makan berdua biar hemat




Day 2

Heart Center NUH Singapore

Pagi-pagi buta sekitar jam 6.30 kami sudah berangkat dari hotel menuju Rumah Sakit National University Hospital (NUH) di Kent Ridge. Kita sampai di Rumah Sakit jam 7.10 dan belum buka RS-nya (baru buka jam 8.00). Kami nunggu di depan Heart Centre-nya, ada taman di depannya dan ada beberapa orang juga yang duduk-duduk disana. Setelah pintu dibuka, kami langsung registrasi dan nunggu antrian untuk fasting blood test. Cukup lama prosesnya, karena setelah blood test kita harus nunggu selama 2 jam baru hasilnya bisa didapat.

Selama menunggu itu, pasien (papa saya) yang sebelumnya harus puasa, udah bisa makan dan kita sarapan di foodcourt rumah sakit. Foodcourt di rumah sakit ini menyajikan banyak jenis makanan, ada nasi padang juga disana. Harga makanannya terjangkau banget, sekitar $4-5 per porsi makan berat dan $1.6 untuk roti.

Setelah sarapan, kita balik lagi ke tempat tunggu buat nunggu giliran consultation sama dokter. Selesai semuanya sekitar jam 12.30. Oh ya, karena kita bukan WN Singapura, untuk obat-obat yang dibeli di NUH bisa kita dapatkan kembali GST-nya di Patient Liaison Centre (iPLC). Yang kita dapat di iPLC bukan dalam bentuk uang ya, tapi struk GST Refund yang nanti ditukarkan dengan uang dollar di bandara. Karena papa saya ambil obat cukup banyak, GST-nya lumayan besar, sayang kalau tidak diambil. GST Refund ini hanya berlaku untuk obat, tidak untuk servis/konsultasi dengan dokter.

Selesai dari rumah sakit, kita naik MRT lagi ke Chinatown. Disini kita makan siang, beli camilan dan obat-obatan di salah satu toko obat disini. Toko obat ini udah jadi langganan mama dari dulu, saya ingat pernah kesini puluhan tahun lalu. Kakek-kakek yang jaga masih ada, cara ngomongnya pun masih sama seperti dulu, sangat persuasif. Meskipun tokonya agak tradisional (ngitungnya masih pakai kalkulator dan ngasih potongan harga seenaknya aja), kami coba minta struk buat GST Refund-nya. Ternyata bisa dibuatkan. Sayang kalau tidak, karena mama beli obat cukup banyak buat stock di rumah. Soal obat-obatannya, disini obat yang dijual cukup lengkap dan kata owner-nya lagi, mereka hanya jual barang asli dengan kualitas terbaik. Boleh percaya boleh tidak, tapi mungkin bisa dijadikan referensi buat teman-teman yang mau cari Obat Cina di Singapura. Nama toko obatnya Heng Say Tong Medical Hall, di People’s Park Centre.

Jalan di Chinatown, hari itu cuaca cerah, kalau kemarin hujan terus

Year of Rooster 2017

Eskrim 1 dollar yang harganya $1,2 sekarang

Ini sosis isi keju lagi. Suka banget makan ginian.

Tempat makan siang kami, kedai Bakut Teh di People's Park Centre. Ramai banget oleh pengunjung yang lagi makan siang

Bakut-nya besar-besar.

Heng Say Tong Medical Hall

Mereka gak jual obat tradisional aja, ada kue-kue, keripik, abalone kaleng dsb

Habis belanja, sorenya kita balik lagi ke Casino Marina Bay Sands. Papa Mama main slot machine lagi. Sebelum kesini, obat-obatan yang kami beli udah dititipin dulu di hotel karena di casino mereka ga mau terima titipan makanan termasuk obat. Kita berada di MBS sampai jam 10 malam. Baik di weekends maupun weekdays, casino MBS selalu ramai oleh pengunjung. Bedanya mungkin kalau di weekdays ada banyak orang yang masih pakai pakaian kerja.

Day 3

Hari terakhir dari trip singkat ini. Kita bangun agak siang sekitar jam 8 pagi, lalu siap-siap untuk check-out dan titipin koper di concierge. Flight kita jam 5.20 sore dan masih ada waktu senggang banyak banget. Akhirnya kita putusin buat ke Bugis naik MRT. Nah di Bugis ini kita rencananya mau sembahyang di Kelenteng di sana.





Pas kita sampai, suasana disini masih sepi banget, toko-toko aja belum banyak yang buka. Kita muter-muter sambil baca-baca ramalan shio di tahun 2017 ini. Nuansa chinese new year masih berasa banget, banyak lampion yang dipasang di sepanjang jalan. Akhirnya kita nemuin Kelenteng-nya dan sembahyang sebentar. Kalau keletengnya sih udah ramai banget oleh pengunjung.

Kelenteng Kwan Im di Bugis

Selain kelenteng, disini banyak tempat ramal nasib. Jujur saja saya gak percaya begituan, tapi papa mama saya coba baca nasib mereka dan keluarga kita disana. Pas mereka balik ke saya dan cerita apa yang dikatakan peramal, ternyata  tebakan peramal tentang masa lalu kita banyak yang sesuai. Bukannya kagum saya malah jadi ngeri, kok mereka bisa tahu ya soal masa lalu kita. Setelah itu papa mama dikasih tau apa yang terjadi beberapa tahun ke depan. Untuk bagian ini, rasanya jadi tambah sulit buat percaya.

Patung dewa yang biasanya dipegang-pegang supaya permohonan kita dikabulkan

Di Bugis kita lanjut sarapan pagi, beli beberapa kue dan bakchang juga disana. Bakchangnya di bawa pulang ke Jakarta dan orang rumah bilang rasanya biasa aja. Di sini kita juga beli beberapa cokelat dan kacang-kacangan buat oleh-oleh orang rumah.

Fried Carrot Cake - yang di Bugis ini sepertinya terkenal karena antriannya panjang. Makanan ini pakainya white carrot dan ada dua macam penyajian, black (manis) dan white (asin). Karena saya suka manis, makanya pesan yang black. Rasanya enak meskipun digorengnya cuma pakai telur. Harganya $2,5/piring. Harus dicoba.

Bakchang Nonya yang kami beli beberapa untuk dibawa pulang. Rasanya ternyata biasa aja

Jam 11.00 kita putusin buat balik ke hotel buat beres-beres dan ambil koper. Karena bingung mau kemana lagi, jam 12 kita uda jalan ke bandara dan sampai di sana sekitar jam 1 siang. Disini kita urus GST Refund dulu (buat dapat struk) di mesin eTRS (electronic Tourist Refund Scheme) dan kemudian check-in buat dapat boarding pass. GST-nya belum dibayar disini, kita dapat uangnya setelah lewat counter imigrasi.



Habis lewat counter imigrasi, kita ambil uang dollar dari counter GST dan nunggu lagi di foodcourt di Changi sambil makan siang. Saya sempatin juga beli Garrett Popcorn disini, letaknya ada di Terminal 2 Changi Airport. Popcornnya ada beberapa rasa, yang saya pilih Chicago Mix seharga $7.5. Popcornnya renyah dan rasanya kuat, sangat recommended buat oleh-oleh. Harganya juga gak mahal.

Counter Garrett Popcorn di Changi Terminal 2




Karena kita boarding dari gate F31, saya dan keluarga sudah standby di daerah sana sambil makan di Killiney Kopitiam. Ternyata boarding gatenya diganti ke E28 dan saya baru sadar pas liat pengumuman di pintu gate F31 jam 4.20. Padahal pesawat terbang jam 5.20. Kita jadi buru-buru ke E28 dan itu jaraknya jauh banget. Pas kita sampai dan duduk bentar di boarding room, udah dipanggil aja disuruh masuk pesawat. Kali ini kita dapat kursi nomor 55, hampir paling belakang. Flight pulangnya penuh turbulence, mungkin karena kita duduk di ekor pesawat ya makanya turbulence jadi semakin terasa. Pulangnya kita naik Boeing tipe 777-200, pesawat yang ukurannya sedikit lebih kecil dari pesawat pas pergi kesini. 

Nyemil Butter Kaya sebelum boarding

Meal isi rendang ayam

Sampai Jakarta jam 6 malam dan disini lagi hujan deras. Besoknya tanggal 15 Februari langsung nyoblos buat Pilkada. Untung masih sempat wkwkwk.

Other Posts