Kemarin tanggal 19 April
2017 merupakan hari yang amat penting buat seluruh warga DKI Jakarta, karena
pada tanggal tersebut akan dilaksanakan Pilkada untuk memilih pemimpin (Gubernur)
Jakarta 5 tahun ke depan. Pemimpin ya, bukan pelayan :). Karena saya sudah
menjadi warga DKI Jakarta sejak setahun lalu, makanya pada kesempatan ini saya
juga berhak ikut menyumbangkan suara di Pilkada. Pilkada bulan Februari
lalu saya juga ikut dan saat itu masih agak kacau karena banyak yang belum
bisa nyoblos karena datang tanpa membawa form yang biasanya diperoleh dari RT
setempat mungkin sosialisasinya kurang baik. Puji Tuhan, Pilkada kemarin sudah jauh lebih baik dibandingkan
sebelumnya. Meskipun pilihan saya pribadi gak menang dan saya agak kaget dengan
selisih suaranya yang ternyata cukup jauh, tapi Ahok sendiri sepertinya gak terlalu ambil
pusing. Semuanya terjadi karena kuasa Tuhan, itu yang dia ucapkan saat
konferensi pers sesudah hasil Quick Count beberapa lembaga survey ditetapkan.
Kekalahan Ahok sendiri sebenarnya bukan hal aneh lagi, mengingat sejak hasil Quick
Count Pilkada pertama pun banyak yang memprediksi pendukung paslon 1 akan
pindah mendukung paslon 3. Selain itu, ada juga yang mengatakan kekalahan telak
Ahok (beda suara dengan Anies > 15%) karena blunder anggota partai pendukungnya yang
tertangkap basah membagikan sembako saat masa tenang. Entah benar atau tidak,
respons pendukung paslon 2 atas kekalahan Ahok cukup unik ya. Ada yang ingin
pindah warga negara, meninggalkan Jakarta, dan lain sebagainya karena gubernur yang
mereka rasa pantas memimpin Jakarta kalah di Pilkada. Menurut saya pribadi,
selama masih ada Jokowi (kubu Ahok) semuanya akan tetap baik dan aman-aman
saja. Jadi gak usah lebay sampai pengin pindah warga negara. Yang paling
penting jangan sampai proyek MRT atau transportasi massal lainnya
mangkrak/berhenti di era kepemimpinan baru nanti. Malu kali sama Singapore udah punya
MRT dari tahun 1980an sementara kita udah hampir 2020 MRTnya belum kelihatan
sama sekali :(.
Setelah nyoblos di TPS
dekat rumah, keluarga saya memutuskan untuk ke mall di hari libur ini. Gak
jauh-jauh dari rumah, kita pilih main ke Lippo Puri Mall. Tujuan ke mall ini
selain untuk lunch bareng keluarga, Mama saya yang HP-nya udah butut mau beli satu
yang baru lagi. Sesampainya di mall, ternyata ada beberapa toko yang belum
buka, baru siang bukanya karena masih ada yang nyoblos. Kita lanjut ke Erafone
dan lihat-lihat HP disana. FYI, HP Mama saya itu Samsung Galaxy Mega 2 yang
dirilis 2 atau 3 tahun lalu. Saat perilisan, HP ini emang keren karena ukuran
layarnya besar (6 inch) dan RAM 1,5 GB. Tapi sekarang sudah lemot dan gak
pernah dapat update OS terbaru lagi. Karena kebutuhan komunikasi menggunakan HP
itu cukup intens, jadinya Mama saya memutuskan untuk ganti HP baru yang lebih
update dan spesifikasinya lebih baik.
Di Erafone sendiri ada
banyak HP yang dipajang di sana. Tapi kita tetap milih Samsung semua menolak oppo dan vivo karena ada jaminan kualitasnya dan service center yang baik meskipun harganya sebagian
besar gak murah. Saya sendiri awalnya mengusulkan seri A 2017 ke Mama karena harganya gak terlalu mahal (5-6 jutaan) dan fiturnya lumayan bagus, ada waterproof juga. Tapi
yang lainnya malah lebih tertarik ke Samsung Galaxy A9 Pro (sekitar 6 jutaan)
karena ada diskon lumayan besar dan fiturnya lebih baik dibandingkan seri A
2017. Meski begitu, akhirnya kita sepakat untuk mengusulkan Samsung Galaxy C9
Pro karena smartphone satu ini belum begitu lama dirilis, dengan RAM 6 GB dan
kamera depan-belakang 16 MP. Baru kali ini saya menemukan HP dengan RAM 6
GB, yang mana seharusnya gak ada masalah untuk multitasking. Kita gak
langsung beli di Erafone tetapi lanjut ke Samsung Experience Store untuk compare
harga. Ternyata harganya sama-sama Rp 7 juta dan dapat kartu memori MicroSD 16 GB.
Akhirnya Mama saya beli satu dengan warna Rose Gold. Begitu pulang langsung
saya test kameranya untuk mengambil gambar beberapa obyek di sekitar luar rumah.
Lumayan bagus lah hasil fotonya karena pencahayaannya juga melimpah.
Klik saja kalau mau lihat yang lebih jelas, Kalau dizoom, tulisan di dekat roda motornya masih bisa terbaca jelas |
Hasil fotonya lumayan bagus ya |
Setelah beli HP, kita lanjut makan siang di Duck King. Ngantri mau masuk ke dalamnya panjang banget, waiting list-nya juga gak kira-kira karena ini hari libur. Karena kita keluarga besar (12 orang) jadi agak lama nunggu meja kosongnya. Baru sekitar 1 jam kemudian, kita uda bisa masuk dan memesan makanan disana.
Roasted Duck |
Bakpao Telor Asin |
Ikan Malas yang digoreng tepung dan dimasak asam manis. IMHO, ini rasanya standar banget |
Selain makanan di atas, masih ada beberapa makanan
yang gak sempat diambil fotonya seperti udang mayonaise, pangsit goreng mayonaise, tofu with seaweed + mushroom dsb. Yah namanya juga makan bareng keluarga dan dibayarin, jadi gak enak kalau misalnya saya ngambil foto lama-lama demi angle yang bagus sementara yang lain udah kelaparan. Saya pribadi paling suka semua yang ada mayonaise-nya
dan bakpau telor asin hahaha. So far, makanan di Duck King enak-enak &
emang cocok jadi tempat untuk lunch/dinner keluarga besar. Satu lagi, foto-foto
makanan di atas diambilnya bukan pakai Samsung Galaxy C9 Pro ya, tapi iPhone 6s
sehingga hasil fotonya kurang oke dan gelap. Meskipun saya suka mengambil foto
makanan, tetap saja gak kepikir untuk beli kamera canggih untuk jepret-jepret karena kamera smartphone aja sudah cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar