Setelah makan siang di Chinese restaurant dekat pintu masuk
zoo, kita lanjut jalan masuk ke dalam. Tujuan pertama kita adalah menonton
show-show binatang yang biasanya ada jadwalnya masing-masing.
Tiger Show
Ini adalah show pertama kami yang mulainya sekitar jam
13.30. Jadi harimau-harimau di show ini diminta untuk duduk manis layaknya
anjing, disuruh berdiri, berjalan (maju dan mundur) di atas tali yang
menggantung, melompat melalui lingkaran biasa dan lingkaran api. Shownya
sebentar saja, kurang lebih 20 menit.
Crocodile Show
Setelah dari Tiger Show, kita lanjut jalan ke show buaya.
Sebelum mulai shownya, pawang-pawang buaya mengijinkan pengunjung (berbayar)
untuk foto bareng buaya yang ada di permukaan. Ternyata masih banyak buaya yang
mendekam di saluran air di sisi show ring dan diseret naik secara paksa oleh 2
pawang itu. Aksi ekstrim yang dilakukan pada show ini diantaranya memasukkan
tangan hingga kepala ke dalam mulut buaya yang menganga.
Elephant Show
Lanjut ke show gajah sekitar jam 14.30. Di show ini kita
diperlihatkan atraksi gajah-gajah, seperti berlari sambil gandengan belalai,
menembak balon, dan lainnya. Seperti umumnya show gajah, biasanya akan diminta
relawan dari penonton untuk ikut terlibat dalam show. Kemarin relawannya
diminta untuk berbaring di atas tanah dan gajahnya akan mengangkat kaki di atas
badan mereka, seperti mau menginjak tapi akhirnya pun gak diinjak. Yang paling
lucu adalah ada gajah yang BAB saat beratraksi. Fokus orang-orang malah jadi ke
kotoran gajahnya yang besar-besar itu.
Pig Show (Pig Calculation)
Ini sepertinya lomba lari babi, kita gak sempat lihat karena
kakak saya mau foto bareng baby tiger (tiger feeding), jadi kita ke sana dulu. Pig
Calculation ini bentar banget shownya jadi kita gak sempat nonton. Meski begitu
saya sempat lihat arena shownya, banyak babi yang dikandangin disana. Ada babi
yang besarnya bukan main, dan ada orang yang tidur di kandang babinya. Baunya
bukan main 😣.
Babi-babinya udah dinomorin |
Tiger Feeding
Awalnya hanya ada keluarga kita di sana dan kakak saya
langsung minta foto untuk tiger feeding-nya. Anak-anak harimau yang masih kecil
itu masih dikerangkeng. Petugasnya (mbak-mbak) langsung buka kandang harimau
dan salah satu anak harimaunya mau diseret keluar. Si anak harimau nampaknya
gak mau keluar, terus digampar berkali-kali sama petugasnya. Setelah keluar dan
dipaksa ngemut botol susu pun si anak harimau tetap gak bisa tenang, rewel
melulu (gak mau diajak foto) sehingga akhirnya dibalikin lagi ke kandang (secara
kasar). Mbak-mbaknya akhirnya ngambil anak harimau yang lain dan cekrek kakak
saya difoto bareng harimau sambil megang botol susu yang diemut si harimau.
Ternyata dibalik foto yang menampakan kasih sayang terhadap binatang itu, ada
kekerasan tersembunyi. Selesai foto pun kita sampai bilang kasihan anak
harimaunya karena tadi digampar-gamparin sama petugasnya karena gak mau nurut. Heran
juga sih sama mbak-mbaknya, gak ngeri apa ya mukulin anak harimau hehehe.
Mungkin karena masih anak-anak seukuran anjing ya jadi masih berani. Disini kakak
saya dapat satu foto beserta frame-nya juga. Kalau mau foto pakai HP sendiri
juga bisa, tapi harus cepat karena petugasnya gak peduli kita udah ambil foto
atau belum, yang penting dia uda cekrek, kita disuruh pergi.
Selesai nonton show dan foto bareng harimau, selanjutnya
kita cuma muter-muterin kebun binatang ini. Ada banyak binatang disini, tapi
yang sempat saya lihat hanya unta, keledai (donkey), buaya dan kambing. Disini
banyak patung-patung binatang yang jadi spot menarik buat pecinta selfi. Sisa
waktu kita disana habis untuk foto-foto hehehe. Seru gak disini? Yah menurut
saya oke lah karena gak ramai banget oleh pengunjung. Selain itu banyak
pohon-pohon rimbun jadinya gak terlalu panas.
Selesai foto-foto ria, kita jalan
keluar lagi menuju parkiran mobil untuk melanjutkan perjalanan ke hotel.
Sekitar 1 jam kemudian, kita sampai di hotel A-One The Royal
Cruise Hotel Pattaya yang letaknya persis di sebelah pantai. Hotel ini
bentuknya unik menyerupai kapal pesiar. Warna bangunannya didominasi biru dan
putih, bikin mata kita segar lagi.
Saat kakak saya check in di resepsionis hotel,
saya dan yang lain menyempatkan diri untuk jalan-jalan sebentar di dekat sana.
Di sepanjang jalanan dekat pantai banyak sekali tempat massage dan restaurant.
Kalau di Bangkok ketemunya 7-eleven, di Pattaya yang kita lihat adalah Family
Mart. Konsepnya sama persis seperti 7-eleven, hanya saja sepertinya pelayan
disini kurang bisa berbahasa Inggris. Di Family Mart kita beli makanan ringan
seperti susu, fusili & lasagna instant dan air mineral. Pulangnya kita lewat beberapa stall makanan,
tapi yang paling menarik perhatian itu Banana Pancake. Disini kita nunggu lama
banget untuk pesan satu pancake saja, karena sebelum kami ada satu keluarga
chinese yang pesan pancake untuk setiap anggota keluarganya, dan mereka mintanya
macam-macam lagi. Banyak turis yang sambil menunggu, memvideokan cara masak si
tukang pancake. Meskipun tukang pancakenya mirip (atau mungkin) orang India, dia bisa
bahasa Mandarin cukup lancar. Jadi Banana Pancake ini sejenis kulit martabak
gitu yang diisi potongan pisang dan dicampur telur ayam, digoreng, lalu disiram susu
kental manis di atasnya. Gak hanya pisang saja,
tapi ada mangga juga.
Sosis di Family Mart yang terlihat enak |
Makanan yang kita beli tadi dibawa pulang semua ke hotel.
Kita masuk dulu ke kamar untuk lihat-lihat kondisinya. Kami stay di lantai 4 dengan kamar
bertipe Family Room. Kamarnya besar dan luas, ada 1 double bed dan 1 single
bed. Di dalam juga ada kitchen set (plus microwave dan peralatan makan). Kamar
mandinya berupa shower tanpa bathtub dan yang paling disayangkan itu pintu
kamar mandinya sliding door dan gak ada kuncinya. Karena keluarga kami ada anak
kecil berumur 5 tahun, jadi hal ini agak merepotkan, takut dia jahil hehehe. Di
kamar kami juga dapat set buah gratis (setiap hari dikasih). Saluran TV-nya pun
punya channel yang lebih banyak dibandingkan hotel sebelumnya. Oh iya, di semua
hotel yang kami tinggali ada Free Wifinya, tapi khusus hotel A-One ini terbatas
hanya bisa 4 device per kamar. Kecepatan internetnya menurut saya tergolong lambat.
Suasana diluar kamar hotel, seperti di kapal pesiar kan |
Selesai lihat-lihat, kita turun lagi ke bawah menuju kolam
renang karena yang lain lagi main disana. Lobby hotel ini bagus karena terang
dan minimalis. Kolam renangnya juga oke, karena airnya tampak bersih dan
pemandanganya langsung ke pantai. Sepertinya kalau malam hari kolam renang ini sering
dipakai untuk venue acara musik. Kami duduk di pinggir kolam renang sambil
makan makanan yang sebelumnya dibeli.
Sekitar jam 6 sore, kakak saya bilang kalau kita dapat free
entrance ke club house. Disana kita bisa makan snack dan minum sepuasnya,
letaknya ada di atas kolam renang. Makanannya sedikit variasinya, tapi
minumannya lumayan banyak. Tempatnya dingin dan nyaman.
Sesudah bermain di kolam renang, kita akan pergi ke show
selanjutnya yag terkenal di Pattaya, Tiger Show. Kakak saya dan keluarga
kecilnya gak ikut nonton show ini karena mereka dulu sudah pernah lihat. Awalnya kita gak ada gambaran ini show apaan,
kakak saya cuma bilang kalau ke Pattaya harus nonton show ini, sayang kalau
engga. Show orang dewasa, begitu katanya. Akhirnya tersisa kami berenam yang
akan pergi menonton show itu, meski awalnya mama saya gak mau ikut
akhirnya pergi juga. Supir kami, Uncle Saman bilang harga tiketnya sekitar 700 baht per orang (280 ribu rupiah). Setelah menempuh perjalanan
yang singkat ke lokasi, kita lihat langsung harga tiketnya di loket, 1.500 baht per orang (600
ribu). Sempat kaget juga karena mahal sekali, lebih dari 2x harga yang dibilang
Uncle Saman. Karena sudah telanjur datang, akhirnya dibeli juga tiket masuknya,
total 9.000 baht (3,6 juta rupiah). Sebelum masuk kami dapat arahan dari petugas
disana kalau penggunaan HP/Kamera sangat dilarang di dalam ruangan.
Sampai-sampai HP kami disuruh dimasukkan ke dalam kantong plastik. Tapi saya
gak masukkin juga, karena kalau sampai HP itu hilang, siapa yang akan tanggung jawab?
Yang penting jangan sampai menggunakannya di dalam ruangan.
Tiger Show
Begitu kami masuk ke dalam ruangan shownya, sudah terlihat
ada beberapa transgender yang menari-nari sambil memperlihatkan alat kemaluan(pria)-nya
di tengah gemerlap pencahayaan layaknya di diskotik. Kita langsung mencari kursi
terdekat yang letaknya agak di atas. Tempat duduk disini ramai diisi penonton, kebanyakan yang bisa saya lihat mereka turis dari China dan Korea.
Sepanjang waktu ada petugas yang terus menyorot mengawasi penonton menggunakan lampu senter. Sementara itu, sepanjang show kita dipertontonkan hal-hal untuk orang dewasa (17 tahun ke atas), seperti video
orang berhubungan intim, laki-laki yang onani langsung di depan mata, perempuan
bule yang menari-nari sambil memanjat tiang serta melepas pakaian dalamnya satu
persatu dan masih banyak lagi. Biasanya kalau perempuan jadi-jadian
(transgender) yang telanjang, lampunya tetap nyala dan menyorot dia, lain
cerita kalau perempuan bule (asli) yang tampil. Kalau perempuan bule, setelah dia
melepas celana dalamnya, lampunya langsung dimatiin.
Yang cukup menarik, biasanya
transgendernya akan minta relawan dari penonton untuk maju ke depan (laki-laki)
dan disuruh pegang-pegang tubuh si transgender sampai ke kemaluan prianya yang masih utuh.
Relawan laki-laki yang diminta maju itu sampai ketakutan dan bisik-bisik terus
ke transgendernya kayaknya minta jangan dimacem-macemin hehehe. Ada juga orang berkostum superman
(laki-laki asli) yang kemaluanya disuntik apaan sehingga jadi besar dan
digunakan untuk memukul bedug kecil. Superman itu sampai berkeliling ke kursi
penonton dari bawah ke atas dan meminta penonton wanita untuk mencoba memukul
bedug dengan kemaluan dia. Sisanya ada
atraksi perempuan bule yang mandi di shower & bak sambil melepas pakaian dalamnya sampai telanjang seutuhnya
(lampunya mati lagi), lalu ada vagina (atau pantat ya) yang bisa merokok,
mengeluarkan asap dan menembak balon. Kemudian biasanya ada parade alat vital dan
gesture-gesture yang mirip orang berhubungan badan. Kita menonton show ini
kurang lebih satu jam. Sebenarnya pengunjung bisa duduk berlama-lama disini,
tapi karena kita rasa udah cukup (cukup tau aja) jadi kita putusin untuk
keluar. Di luar kita dikasih air minum gratis. Tante saya (mertua kakak saya,
umurnya udah di atas 60 tahun) saat keluar sampai speechless karena gak
menyangka akan menonton show yang dia sebut striptease ini. Hahaha. Sayang
uangnya untuk nonton show beginian, katanya.
Sesudah kembali ke tempat parkir mobil, kita jalan balik lagi ke hotel. Karena
belum makan malam dan gak menemukan restaurant yang tepat setelah muter-muterin
jalanan (kita cuma tertarik sama satu gerobak tusuk-tusukan yang dibakar langsung di atas
arang dan akhirnya beli beberapa buah), akhirnya kita balik lagi ke Family Mart
lagi buat beli frozen food 😆. Oh iya, saat beli tusuk-tusukan itu, tukangnya malah
nyuruh kita coba bakar sendiri dan foto. Mungkin dia kira semua turis pengin begitu ya, padahal enggak juga. Di Family Mart kita beli fish burger, fettucini, nasi
babi, ramen cup dan beberapa onigiri (lagi). Entah kenapa rasa frozen food selalu cocok di lidah. Malam itu kita jalan balik lagi ke
hotel buat makan, mandi dan tidur.
Suasana malam di sekitar hotel |
Buah-buahan disini biasanya udah dipotong rapi dan disusun dalam box |
Itu yang paling bawah ketan bakar |
Kisah selanjutnya akan di post pada entri berikutnya 😆.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar