Selasa, 04 Juli 2017

Trip to Thailand : Part 2



Setelah makan siang di Chinese restaurant dekat pintu masuk zoo, kita lanjut jalan masuk ke dalam. Tujuan pertama kita adalah menonton show-show binatang yang biasanya ada jadwalnya masing-masing. 

Tiger Show
Ini adalah show pertama kami yang mulainya sekitar jam 13.30. Jadi harimau-harimau di show ini diminta untuk duduk manis layaknya anjing, disuruh berdiri, berjalan (maju dan mundur) di atas tali yang menggantung, melompat melalui lingkaran biasa dan lingkaran api. Shownya sebentar saja, kurang lebih 20 menit.


Crocodile Show
Setelah dari Tiger Show, kita lanjut jalan ke show buaya. Sebelum mulai shownya, pawang-pawang buaya mengijinkan pengunjung (berbayar) untuk foto bareng buaya yang ada di permukaan. Ternyata masih banyak buaya yang mendekam di saluran air di sisi show ring dan diseret naik secara paksa oleh 2 pawang itu. Aksi ekstrim yang dilakukan pada show ini diantaranya memasukkan tangan hingga kepala ke dalam mulut buaya yang menganga.

Elephant Show
Lanjut ke show gajah sekitar jam 14.30. Di show ini kita diperlihatkan atraksi gajah-gajah, seperti berlari sambil gandengan belalai, menembak balon, dan lainnya. Seperti umumnya show gajah, biasanya akan diminta relawan dari penonton untuk ikut terlibat dalam show. Kemarin relawannya diminta untuk berbaring di atas tanah dan gajahnya akan mengangkat kaki di atas badan mereka, seperti mau menginjak tapi akhirnya pun gak diinjak. Yang paling lucu adalah ada gajah yang BAB saat beratraksi. Fokus orang-orang malah jadi ke kotoran gajahnya yang besar-besar itu.


Pig Show (Pig Calculation)
Ini sepertinya lomba lari babi, kita gak sempat lihat karena kakak saya mau foto bareng baby tiger (tiger feeding), jadi kita ke sana dulu. Pig Calculation ini bentar banget shownya jadi kita gak sempat nonton. Meski begitu saya sempat lihat arena shownya, banyak babi yang dikandangin disana. Ada babi yang besarnya bukan main, dan ada orang yang tidur di kandang babinya. Baunya bukan main 😣.

Babi-babinya udah dinomorin
Tiger Feeding
Awalnya hanya ada keluarga kita di sana dan kakak saya langsung minta foto untuk tiger feeding-nya. Anak-anak harimau yang masih kecil itu masih dikerangkeng. Petugasnya (mbak-mbak) langsung buka kandang harimau dan salah satu anak harimaunya mau diseret keluar. Si anak harimau nampaknya gak mau keluar, terus digampar berkali-kali sama petugasnya. Setelah keluar dan dipaksa ngemut botol susu pun si anak harimau tetap gak bisa tenang, rewel melulu (gak mau diajak foto) sehingga akhirnya dibalikin lagi ke kandang (secara kasar). Mbak-mbaknya akhirnya ngambil anak harimau yang lain dan cekrek kakak saya difoto bareng harimau sambil megang botol susu yang diemut si harimau. Ternyata dibalik foto yang menampakan kasih sayang terhadap binatang itu, ada kekerasan tersembunyi. Selesai foto pun kita sampai bilang kasihan anak harimaunya karena tadi digampar-gamparin sama petugasnya karena gak mau nurut. Heran juga sih sama mbak-mbaknya, gak ngeri apa ya mukulin anak harimau hehehe. Mungkin karena masih anak-anak seukuran anjing ya jadi masih berani. Disini kakak saya dapat satu foto beserta frame-nya juga. Kalau mau foto pakai HP sendiri juga bisa, tapi harus cepat karena petugasnya gak peduli kita udah ambil foto atau belum, yang penting dia uda cekrek, kita disuruh pergi.

Selesai nonton show dan foto bareng harimau, selanjutnya kita cuma muter-muterin kebun binatang ini. Ada banyak binatang disini, tapi yang sempat saya lihat hanya unta, keledai (donkey), buaya dan kambing. Disini banyak patung-patung binatang yang jadi spot menarik buat pecinta selfi. Sisa waktu kita disana habis untuk foto-foto hehehe. Seru gak disini? Yah menurut saya oke lah karena gak ramai banget oleh pengunjung. Selain itu banyak pohon-pohon rimbun jadinya gak terlalu panas. 




Selesai foto-foto ria, kita jalan keluar lagi menuju parkiran mobil untuk melanjutkan perjalanan ke hotel.

Sekitar 1 jam kemudian, kita sampai di hotel A-One The Royal Cruise Hotel Pattaya yang letaknya persis di sebelah pantai. Hotel ini bentuknya unik menyerupai kapal pesiar. Warna bangunannya didominasi biru dan putih, bikin mata kita segar lagi. 


 




Saat kakak saya check in di resepsionis hotel, saya dan yang lain menyempatkan diri untuk jalan-jalan sebentar di dekat sana. Di sepanjang jalanan dekat pantai banyak sekali tempat massage dan restaurant. Kalau di Bangkok ketemunya 7-eleven, di Pattaya yang kita lihat adalah Family Mart. Konsepnya sama persis seperti 7-eleven, hanya saja sepertinya pelayan disini kurang bisa berbahasa Inggris. Di Family Mart kita beli makanan ringan seperti susu, fusili & lasagna instant dan air mineral. Pulangnya kita lewat beberapa stall makanan, tapi yang paling menarik perhatian itu Banana Pancake. Disini kita nunggu lama banget untuk pesan satu pancake saja, karena sebelum kami ada satu keluarga chinese yang pesan pancake untuk setiap anggota keluarganya, dan mereka mintanya macam-macam lagi. Banyak turis yang sambil menunggu, memvideokan cara masak si tukang pancake. Meskipun tukang pancakenya mirip (atau mungkin) orang India, dia bisa bahasa Mandarin cukup lancar. Jadi Banana Pancake ini sejenis kulit martabak gitu yang diisi potongan pisang dan dicampur telur ayam, digoreng, lalu disiram susu kental manis di atasnya.  Gak hanya pisang saja, tapi ada mangga juga.   

Sosis di Family Mart yang terlihat enak


Makanan yang kita beli tadi dibawa pulang semua ke hotel. Kita masuk dulu ke kamar untuk lihat-lihat kondisinya. Kami stay di lantai 4 dengan kamar bertipe Family Room. Kamarnya besar dan luas, ada 1 double bed dan 1 single bed. Di dalam juga ada kitchen set (plus microwave dan peralatan makan). Kamar mandinya berupa shower tanpa bathtub dan yang paling disayangkan itu pintu kamar mandinya sliding door dan gak ada kuncinya. Karena keluarga kami ada anak kecil berumur 5 tahun, jadi hal ini agak merepotkan, takut dia jahil hehehe. Di kamar kami juga dapat set buah gratis (setiap hari dikasih). Saluran TV-nya pun punya channel yang lebih banyak dibandingkan hotel sebelumnya. Oh iya, di semua hotel yang kami tinggali ada Free Wifinya, tapi khusus hotel A-One ini terbatas hanya bisa 4 device per kamar. Kecepatan internetnya menurut saya tergolong lambat.










Suasana diluar kamar hotel, seperti di kapal pesiar kan
Selesai lihat-lihat, kita turun lagi ke bawah menuju kolam renang karena yang lain lagi main disana. Lobby hotel ini bagus karena terang dan minimalis. Kolam renangnya juga oke, karena airnya tampak bersih dan pemandanganya langsung ke pantai. Sepertinya kalau malam hari kolam renang ini sering dipakai untuk venue acara musik. Kami duduk di pinggir kolam renang sambil makan makanan yang sebelumnya dibeli.



Sekitar jam 6 sore, kakak saya bilang kalau kita dapat free entrance ke club house. Disana kita bisa makan snack dan minum sepuasnya, letaknya ada di atas kolam renang. Makanannya sedikit variasinya, tapi minumannya lumayan banyak. Tempatnya dingin dan nyaman. 





Sesudah bermain di kolam renang, kita akan pergi ke show selanjutnya yag terkenal di Pattaya, Tiger Show. Kakak saya dan keluarga kecilnya gak ikut nonton show ini karena mereka dulu sudah pernah lihat.  Awalnya kita gak ada gambaran ini show apaan, kakak saya cuma bilang kalau ke Pattaya harus nonton show ini, sayang kalau engga. Show orang dewasa, begitu katanya. Akhirnya tersisa kami berenam yang akan pergi menonton show itu, meski awalnya mama saya gak mau ikut akhirnya pergi juga. Supir kami, Uncle Saman bilang harga tiketnya sekitar 700 baht per orang (280 ribu rupiah). Setelah menempuh perjalanan yang singkat ke lokasi, kita lihat langsung harga tiketnya di loket, 1.500 baht per orang (600 ribu). Sempat kaget juga karena mahal sekali, lebih dari 2x harga yang dibilang Uncle Saman. Karena sudah telanjur datang, akhirnya dibeli juga tiket masuknya, total 9.000 baht (3,6 juta rupiah). Sebelum masuk kami dapat arahan dari petugas disana kalau penggunaan HP/Kamera sangat dilarang di dalam ruangan. Sampai-sampai HP kami disuruh dimasukkan ke dalam kantong plastik. Tapi saya gak masukkin juga, karena kalau sampai HP itu hilang, siapa yang akan tanggung jawab? Yang penting jangan sampai menggunakannya di dalam ruangan.

Tiger Show

Begitu kami masuk ke dalam ruangan shownya, sudah terlihat ada beberapa transgender yang menari-nari sambil memperlihatkan alat kemaluan(pria)-nya di tengah gemerlap pencahayaan layaknya di diskotik. Kita langsung mencari kursi terdekat yang letaknya agak di atas. Tempat duduk disini ramai diisi penonton, kebanyakan yang bisa saya lihat mereka turis dari China dan Korea. Sepanjang waktu ada petugas yang terus menyorot mengawasi penonton menggunakan lampu senter. Sementara itu, sepanjang show kita dipertontonkan hal-hal untuk orang dewasa (17 tahun ke atas), seperti video orang berhubungan intim, laki-laki yang onani langsung di depan mata, perempuan bule yang menari-nari sambil memanjat tiang serta melepas pakaian dalamnya satu persatu dan masih banyak lagi. Biasanya kalau perempuan jadi-jadian (transgender) yang telanjang, lampunya tetap nyala dan menyorot dia, lain cerita kalau perempuan bule (asli) yang tampil. Kalau perempuan bule, setelah dia melepas celana dalamnya, lampunya langsung dimatiin. 

Yang cukup menarik, biasanya transgendernya akan minta relawan dari penonton untuk maju ke depan (laki-laki) dan disuruh pegang-pegang tubuh si transgender sampai ke kemaluan prianya yang masih utuh. Relawan laki-laki yang diminta maju itu sampai ketakutan dan bisik-bisik terus ke transgendernya kayaknya minta jangan dimacem-macemin hehehe. Ada juga orang berkostum superman (laki-laki asli) yang kemaluanya disuntik apaan sehingga jadi besar dan digunakan untuk memukul bedug kecil. Superman itu sampai berkeliling ke kursi penonton dari bawah ke atas dan meminta penonton wanita untuk mencoba memukul bedug dengan kemaluan dia. Sisanya ada atraksi perempuan bule yang mandi di shower & bak sambil melepas pakaian dalamnya sampai telanjang seutuhnya (lampunya mati lagi), lalu ada vagina (atau pantat ya) yang bisa merokok, mengeluarkan asap dan menembak balon. Kemudian biasanya ada parade alat vital dan gesture-gesture yang mirip orang berhubungan badan. Kita menonton show ini kurang lebih satu jam. Sebenarnya pengunjung bisa duduk berlama-lama disini, tapi karena kita rasa udah cukup (cukup tau aja) jadi kita putusin untuk keluar. Di luar kita dikasih air minum gratis. Tante saya (mertua kakak saya, umurnya udah di atas 60 tahun) saat keluar sampai speechless karena gak menyangka akan menonton show yang dia sebut striptease ini. Hahaha. Sayang uangnya untuk nonton show beginian, katanya.

Sesudah kembali ke tempat parkir mobil, kita jalan balik lagi ke hotel. Karena belum makan malam dan gak menemukan restaurant yang tepat setelah muter-muterin jalanan (kita cuma tertarik sama satu gerobak tusuk-tusukan yang dibakar langsung di atas arang dan akhirnya beli beberapa buah), akhirnya kita balik lagi ke Family Mart lagi buat beli frozen food 😆. Oh iya, saat beli tusuk-tusukan itu, tukangnya malah nyuruh kita coba bakar sendiri dan foto. Mungkin dia kira semua turis pengin begitu ya, padahal enggak juga. Di Family Mart kita beli fish burger, fettucini, nasi babi, ramen cup dan beberapa onigiri (lagi). Entah kenapa rasa frozen food selalu cocok di lidah. Malam itu kita jalan balik lagi ke hotel buat makan, mandi dan tidur. 

Suasana malam di sekitar hotel

Buah-buahan disini biasanya udah dipotong rapi dan disusun dalam box

Itu yang paling bawah ketan bakar

Kisah selanjutnya akan di post pada entri berikutnya 😆.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Other Posts